Selasa, 01 Februari 2011

Transfer Fernando Torres Pecahkan Rekor Transfer di Inggris


Akhirnya teka-teki kepindahan Fernando Torres terkuak sudah. Torres dipastikan hijrah ke sesama klub premier league Chelsea. Dikabarkan di berbagai media, transfer El Nino mencapai 45 juta poundsterling. Seiring kepergian Torres ke Chelsea, Liverpool pun memasukkan Louis Suarez dan Andy Carrol yang akan menjadi penyerang The Reds. Torres mengaku kepergiannya meninggalkan Anfield bukan karena uang, melainkan torres ingin menjadi juara.
Torres akan membantu Lampard dan kawan-kawan untuk berjuang menjuarai turnamen. Dengan skuad yang ada saat ini The Blues cukup padat di lini depan dengan komposisi: Didier Drogba, Salomon Kalou, Nikolas Anelka dan ditambah kedatangan Torres. El Nino mengatakan akan bekerja keras untuk mendapatkan tempat pada skuad inti, meskipun dapat dipastikan dengan transfer yang fantastis tentunya Torres akan ditempatkan pada skuad inti The Blues. Sekarang tinggal bagaimana aksi El Nino bersama Lampard dan kawan-kawan memnuhi ekspektasi tinggi para penggemarnya. Mari kita tunggu.
baca selanjutnya ..

Selasa, 18 Januari 2011

Andai Aku Jadi Gayus Tambunan

11 Maret
Diriku masuk penjara
Awal ku menjalani
Proses masa tahanan
Hidup di penjara
Sangat berat kurasakan
Badanku kurus
Karena beban pikiran
Kita orang yang lemah
Tak punya daya apa-apa
Tak bisa berbuat banyak
Seperti para koruptor
Andai Ku Gayus Tambunan
Yang bisa bisa pergi ke Bali
Semua keinginannya
Pasti bisa terpenuhi
Lucunya di negeri ini
Hukuman bisa dibeli
Kita orang yang lemah
Pasrah akan keadaan
7 Oktober
kubebas dari penjara
Menghirup udara segar
Lepaskan penderitaan
Wahai saudara
Dan para sahabatku
Lakukan yang terbaik
Jangan engkau salah arah
Andai Ku Gayus Tambunan
Yang bisa bisa pergi ke Bali
Semua keinginannya
Pasti bisa terpenuhi
Lucunya di negeri ini
Hukuman bisa dibeli
Kita orang yang lemah
Pasrah akan keadaan
Biarlah semua menjadi kenangan
Kenangan yang pahit
dalam hidup ini
Andai Ku Gayus Tambunan
Yang bisa bisa pergi ke Bali
Semua keinginannya
Pasti bisa terpenuhi
Lucunya di negeri ini
Hukuman bisa dibeli
Kita orang yang lemah
Pasrah akan keadaan
Barusan coba muter lagu ini, dan penasaran cari liriknya. Sepertinya kebobrokan hukum di negeri ini memang sudah jadi rahasia umum. Semakin digembor gemborkan penegakan hukum sejalan itu pula semakin bobrok penegakan hukum yang terjadi. Sampai kapan negeri ini akan terus begini?
baca selanjutnya ..

Selasa, 16 November 2010

Memuja Obama


Akhirnya Obama memenuhi janjinya berkunjung ke Indonesia. Sebelumnya, dua kali Obama menunda kunjungan dengan alasan tidak bisa meninggalkan persoalan dalam negerinya. Dan dengan alasan mewaspadai dampak erupsi Merapi, Obama pun berkemas dua jam lebih cepat dari jadual. Singkatnya kunjungan Obama ini memancing banyak perbincangan tentang seberapa pentingkah posisi Indonesia bagi Amerika Serikat.


Obama memang hanya 22 jam di Jakarta. Lebih banyak dari kunjungan Bush pada 2006 silam yang hanya 4 jam. Tapi jauh lebih sedikit dari India yang 72 jam dan Korea Selatan yang 48 jam. Meski begitu persiapan penyambutannya tak kalah heboh dari kunjungan Bush serta mengalahkan gaung Merapi dan Mentawai. Bahkan pasukan elit Indonesia, Kopasus pun sampai rela “digerayangi” anggota Secret Service Amerika.

Tanpa bermaksud meragukan alasan prosedur protokoler, penyambutan Obama sejatinya memang menunjukan keramah-tamahan Indonesia pada hal-hal besar. Bahkan saat menghadapi hal yang sama besar, Indonesia masih sempat mempertimbangkan mana yang terbesar. Tentu saja kurang elok membandingkan Obama dengan Heinz Fischer, Presiden Austria. Fischer tidak memiliki kedekatan emosional seperti Obama. Pun Austria tidak se-adikuasa Amerika. Meski begitu, secara ekonomi Indonesia juga bergantung banyak pada Austria. Dalam lima tahun terakhir, neraca perdagangan Indonesia-Austria defisit hingga 150 juta dollar AS pertahun. Dan tentu saja, tidak masalah melupakan sejenak penanganan korban Merapi dan Mentawai untuk (konon) mendapatkan kemaslahatan yang lebih banyak.

Sepertinya Indonesia memang cenderung terbuai pada romantisme historis dan terjebak pada krisis megalomaniak. Dalam kasus Obama misalnya. Pemprov DKI sampai “memberhalakan” Obama dengan membuat patungnya hanya karena Obama kecil pernah tinggal di Jakarta. Teman sekolah Obama di Menteng Dalam rela terbang jauh dari London ke Jakarta hanya untuk melihat Obama dan ironisnya Obama tak menemuinya. Bahkan presiden Yudhoyono sampai harus merevisi sebutan “Bapak presiden Obama” dengan “Yang mulia presiden Obama”. Kurang cukup, Presiden pun menganugerahkan Bintang Jasa Utama pada Stanley Ann Dunham, ibu Obama yang meneliti “Peran perempuan Indonesia dan mikro-kredit di desa-desa”.

Obama memang mempesona, tak cuma di Indonesia tapi di seluruh dunia yang merindukan perubahan. Pidatonya seringkali menyihir pendengarnya. Tapi berharap keterkaitan historisnya akan mengubah hubungan AS-Indonesia tentu saja terlalu berlebihan. Obama saat ini adalah Presiden AS yang memanggul banyak kepentingan di pundaknya. Lantas seberapa penting Indonesia saat ini bagi AS sampai-sampai Obama menyempatkan diri mengunjunginya?

Siapa pun tidak bisa menafikan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara besar di dunia. Posisi geo-politiknya strategis. Secara statistik Indonesia merupakan negara berpopulasi muslim terbesar di dunia. Potensi ekonominya pun masih sangat besar. Banyak komoditas utama dihasilkan dan bahkan beberapa menjadikannya produsen terbesar di dunia. Populasi penduduknya yang terbesar keempat di dunia merupakan pasar potensial bagi berbagai macam komoditas perdagangan.

Bagi banyak negara maju termasuk AS, Indonesia memiliki posisi penting baik secara politik maupun ekonomi. Tak salah Bush memprioritaskan Indonesia dalam gerakan kontra-terorisme ditengah kegagalan meredam Taliban di Afghanistan, meredakan kekacauan politik di Irak, dan mengantisipasi ancaman krisis minyak dari Iran. Dan kini, ditengah gempuran ekonomi China dan India, serta keraguan rakyat Amerika atas kepemimpinanya, tak salah jika Obama menyatakan ingin menjadi nomor satu di pasar Indonesia.

Tapi sayangnya Indonesia tidak sekuat dulu. Politik bebas aktifnya sekarang ini bak macan ompong. Seringnya Indonesia mengambil sudut aman dalam isu politik global menjadikannya kurang dihargai. Jangankan menghadapi AS, mengimbangi Singapura dan Malaysia pun masih kewalahan. Kita mungkin akan lama merindukan Soekarno dengan “go to hell with your aid, US!” Kita pun boleh jadi hanya bisa takjub saat PM India Manmohan Singh tanpa ekspresi menyahut pidato Obama di depan parlemen India dengan “We don’t steal american jobs!”.

Bila mau membandingkan dengan India dan Korsel, kunjungan Obama ke Indonesia bisa jadi hanya sekedar lawatan biasa. Sebagaimana yang Obama katakan, “pulang kampung nih”. Tanpa melakukan kalkulasi politik dan ekonomi yang rumit, kita bisa melihat betapa pentingnya India dan Korsel. Dan untuk itu, kita pun tidak perlu menelaah dan membandingkan detail isi kerjasama yang ditawarkan Amerika.

Jika melihat apa yang nampak di depan mata, agenda dan singkatnya kunjungan Obama tentu bukan karena menganggap Indonesia tidak penting, tapi saat ini Indonesia memang tidak sepenting India dan Korsel. Sikap lunak Indonesia belum membahayakan Amerika. Maka wajar kunjungan Obama hanya seremonial belaka setelah sebelumnya mengirimkan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, Menteri Perdagangan Gary Locke, serta Menteri Pertahanan Robert M Gates. Obama tidak perlu menawarkan kursi anggota tetap DK PBB dan menyempatkan CEO roundtable sebagaimana yang dia lakukan di India. Obama tidak perlu mengundang Presiden Yudhoyono ke AS untuk menindaklanjuti kesepakatan ekonomi seperti yang dia tawarkan ke Presiden Korsel, Lee Myung-Bak. Obama cukup menyatakan “Indonesia adalah bagian dari diri saya” untuk kemudian mendongeng tentang empat tahun masa kecilnya di Jakarta.

Seharusnya kita memang tidak terlalu memuja Obama terlalu tinggi. Cukup setinggi Sarinah. Dan seharusnya kita juga tidak terlalu berharap banyak, sebanyak mobil yang kini telah menyingkirkan bemo dan becak. Kita cukup mengenangkan the bakso, the nasi goreng, the emping, the kerupuk. Semuanya enak. ** -lut_fille-
baca selanjutnya ..

Minggu, 07 November 2010

Bencana Merapi

Belum usai penanganan bencana Tsunami Mentawai dan banjir di Wasior Papua, kini pulau jawa kembali dilanda bencana.Merapi kembali bergejolak dan menelan banyak korban. Kali ini merapi bererupsi tidak hanya sehari namun berhari hari. Ratusan ribu warga dievakuasi ke pengungsian. Sepertinya bencana belum mau menjauh dari Indonesia. Alam yang dulu bershabat dan ramah kini berbalik menyerang manusia. Apakah ini suatu kebetulan ataukah memang teguran atau hukuman dari Tuhan karena perbuatan bangsa ini yang semakin jauh menuju kesesatan?
baca selanjutnya ..